Senin, 27 Februari 2012
“AKU DAN AIR MATA”
Air mata oh air mata...........
Apa yang membuatmu mengalir begitu deras
Bagaikan bom waktu yang meledak tak terkendali
Air mata.........
Engkau begitu identik dengan wanita
Engkau menjadi pilihan utama
Dalam mengungkapkan rasa
Ya.....
Air mata seolah jalan keluar yang paling manjur
Dalam menyelesaikan masalah
Setelah mengeluarkan air mata
Perasaan wanita menjadi lebih tenang
Walaupun sebenarnya masalah tak lantas menghilang seiring habisnya air mata
Air mata tak membantu apa-apa
Masalah tetap ada
Dan harus diselesaikan dengan segera
Air mata oh air mata...........
Apa yang membuatmu mengalir begitu deras
Hingga aku tak mampu membendungmu
Inikah bom waktu itu???
Air mata oh air mata............
Aku tak pernah menangis hingga tersedu sedan seperti ini
Kesedihan apakah yang kurasa?
Bahkan, tuk mengungkapkannya di atas kertas putih ini pun aku tak mampu
Adakah aku kecewa?
Ataukah menderita?
Begitu beratkah beban yang kurasa?
Hingga jawabnya tak sanggup kuurai juga.............
Mungkin inilah karakterku yang sesungguhnya
Tak bisa membagi rasa
Meski hanya dengan selembar kertas putih yang tak bernoda
Begitu egoiskah aku???
Bila tak ingin berbagi dukaku
Biar kusimpan dalam lubuk yang terdalam
Segenap rasa yang menggelayut di dalam dada
Biarkan air mata menghapusnya secara perlahan
Cukup aku dan air mata
Tak perlu yang lain
Hingga mata terpejam dan air mata tak lagi mengalir
Lets Go Take Action!!!
SETiap
individu memiliki cetak biru dalam mengarahkan hidupnya. Begitu pula guru.
Sebagai pengajar dan pendidik, mereka juga harus paham atas aturan-aturan yang
mereka miliki, sehingga perannya bisa lebih efektif.
Ada sebuah
cerita,
Suatu hari
di sebuah ruangan dipenuhi para guru dan kepala sekolah. Mereka sedang
berdiskusi tentang cara agar guru bisa menumbuhkan dan mengembangkan potensi
murid-muridnya.
Dalam
diskusi itu muncul pengakuan sangat menarik dari seorang guru. ''Saya sudah
jadi guru selama lima tahun dan saya merasa berdosa. Saya adalah seorang guru
matematika. Selama ini saya hanya memindahkan catatan saya ke mereka. Padahal,
kelas adalah tempat siswa untuk mengembangkan dirinya,'' ujar seorang guru yang
enggan disebutkan namanya.
Yang
dikatakan guru itu mungkin juga dilakukan dan dirasakan guru-guru lain yang
hanya familiar dengan metode ceramah. Padahal, metode itu hanya cocok untuk
anak-anak pintar. Padahal, dari sekitar 40-an siswa di kelas, hanya tiga atau
empat yang tergolong pintar.
Ketika itu
narasumber bertanya,
''Apakah
menjadi guru adalah pilihan Anda?''.
''Ya!''
jawab beberapa peserta dengan lantang.
''Anda
yakin?''
''Ya!''
''Kalau
jadi miliarder, mau nggak?'' tanya narasumber, yang juga konsultan pendidikan
itu, kembali.
Kali ini
Peserta mulai-ragu-ragu menjawabnya. ''Kalau Anda cocok dengan kerja tersebut,
Anda tak akan pernah mengeluh,'' kata si narasumber. ''Begitu juga jadi guru.
Kalau suka, Anda harus live with it. Kalau tidak, leave it.
Kalau nggak happy, ya jangan jadi guru.''
Menjadi
guru bukan perkara mudah. Butuh tanggung jawab dan keikhlasan yang bersumber
dari hati. Guru adalah bukanlah sekedar pengajar yang hanya sekedar memenuhi
tugas menyampaikan materi, tapi guru adalah pendidik – yang segala sikap dan
kepribadiannya dilihat, digugu dan ditiru oleh anak-anak didiknya. Oleh karena
itu, selain memenuhi tugas-tugasnya sebagai pendidik guru juga harus memberikan
contoh melalui sikap dan kepribadian yang menyenangkan.
Guru harus
tegas tapi bukan berarti galak. Ketika ada anak yang tidak mengumpulkan PR,
guru yang baik tak lantas menghukumnya, tapi akan menanyakan alasan anak tersebut tidak
mengumpulkan tugasnya dan bila perlu memberinya waktu tambahan untuk
menyelesaikan tugasnya. Selama anak tersebut memiliki kemauan untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran, guru harus bersabar untuk membimbing dan
mengarahkan anak didiknya agar bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Guru juga harus membuka diri dan memberi ruang kepada anak didiknya untuk berdiskusi
dan bertanya jawab seputar kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan sehingga
tercipta suasana pembelajaran yang dinamis, menarik, kreatif, dan menyenangkan.
Guru adalah
pekerjaan yang mulia. Tujuannya satu mencerdaskan moral anak bangsa agar kelak menjadi anak
yang berhasil dan berdaya berguna sehingga bisa menjadi
pemimpin-pemimpin perubahan di masa mendatang. Penulis sengaja memilih diksi
mencerdaskan moral karena memang bangsa ini sedang krisis moral. Kalau
kecerdasan intelektual semua orang bisa mendapatkannya hanya dengan membaca
buku, tapi kecerdasan moral itu harus dilatih dan dibiasakan. Di sinilah peran
guru sebagai pendidik menanamkan pengembangan karakter, melatih ,dan
membiasakan anak didiknya untuk bersikap jujur, amanah, mandiri, dan
bertanggung jawab.
Ada tiga hal di dunia ini yang tak pernah berubah.
Pertama adalah proses perubahan itu sendiri. Jadi, perubahan
adalah hal yang mutlak.
Kedua adalah prinsip. ''Orang yang malas pasti bodoh. Orang
yang rajin dan kerja keras pasti berhasil,'' .
Yang ketiga adalah selalu ada pilihan dalam dua hal tadi.
Selalu ada pilihan dalam hidup ini. Terserah Anda mau
memilih yang mana, baik atau buruk itu adalah pilihan Anda sendiri.
Sebaiknya kita para guru mencari suara hati kita terhadap
profesi yang sedang kita jalani. ''Apa benar jadi guru adalah panggilan hati
Anda? Kalau ya, maka gunakanlah itu untuk mengubah bangsa ini.''
Perubahan terhadap bangsa dapat kita lakukan melalui
perubahan diri sebagai individu terlebih dahulu. Kita tidak mungkin bisa
mengubah orang lain jika kita sendiri saja tidak bisa mengubah diri dan pola
pikir kita. Jika kita bisa mengubah paradigma kita sebagai guru yang tidak
hanya sekedar guru – tetap i yang lebih penting adalah pendidik – maka bukanlah
suatu hal yang tak mungkin kita bisa mengubah anak didik kita, lingkungan kita,
bangsa, bahkan dunia pun bisa kita ubah. Jadi, mulailah dari diri sendiri, dari
hal yang kecil, dan mulai dari sekarang.
Let’s go take action!!!
Let’s Go Take Action!!!
SETiap
individu memiliki cetak biru dalam mengarahkan hidupnya. Begitu pula guru.
Sebagai pengajar dan pendidik, mereka juga harus paham atas aturan-aturan yang
mereka miliki, sehingga perannya bisa lebih efektif.
Ada sebuah
cerita,
Suatu hari
di sebuah ruangan dipenuhi para guru dan kepala sekolah. Mereka sedang
berdiskusi tentang cara agar guru bisa menumbuhkan dan mengembangkan potensi
murid-muridnya.
Dalam
diskusi itu muncul pengakuan sangat menarik dari seorang guru. ''Saya sudah
jadi guru selama lima tahun dan saya merasa berdosa. Saya adalah seorang guru
matematika. Selama ini saya hanya memindahkan catatan saya ke mereka. Padahal,
kelas adalah tempat siswa untuk mengembangkan dirinya,'' ujar seorang guru yang
enggan disebutkan namanya.
Yang
dikatakan guru itu mungkin juga dilakukan dan dirasakan guru-guru lain yang
hanya familiar dengan metode ceramah. Padahal, metode itu hanya cocok untuk
anak-anak pintar. Padahal, dari sekitar 40-an siswa di kelas, hanya tiga atau
empat yang tergolong pintar.
Ketika itu
narasumber bertanya,
''Apakah
menjadi guru adalah pilihan Anda?''.
''Ya!''
jawab beberapa peserta dengan lantang.
''Anda
yakin?''
''Ya!''
''Kalau
jadi miliarder, mau nggak?'' tanya narasumber, yang juga konsultan pendidikan
itu, kembali.
Kali ini
Peserta mulai-ragu-ragu menjawabnya. ''Kalau Anda cocok dengan kerja tersebut,
Anda tak akan pernah mengeluh,'' kata si narasumber. ''Begitu juga jadi guru.
Kalau suka, Anda harus live with it. Kalau tidak, leave it.
Kalau nggak happy, ya jangan jadi guru.''
Menjadi
guru bukan perkara mudah. Butuh tanggung jawab dan keikhlasan yang bersumber
dari hati. Guru adalah bukanlah sekedar pengajar yang hanya sekedar memenuhi
tugas menyampaikan materi, tapi guru adalah pendidik – yang segala sikap dan
kepribadiannya dilihat, digugu dan ditiru oleh anak-anak didiknya. Oleh karena
itu, selain memenuhi tugas-tugasnya sebagai pendidik guru juga harus memberikan
contoh melalui sikap dan kepribadian yang menyenangkan.
Guru harus
tegas tapi bukan berarti galak. Ketika ada anak yang tidak mengumpulkan PR,
guru yang baik tak lantas menghukumnya, tapi akan menanyakan alasan anak tersebut tidak
mengumpulkan tugasnya dan bila perlu memberinya waktu tambahan untuk
menyelesaikan tugasnya. Selama anak tersebut memiliki kemauan untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran, guru harus bersabar untuk membimbing dan
mengarahkan anak didiknya agar bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Guru juga harus membuka diri dan memberi ruang kepada anak didiknya untuk berdiskusi
dan bertanya jawab seputar kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan sehingga
tercipta suasana pembelajaran yang dinamis, menarik, kreatif, dan menyenangkan.
Guru adalah
pekerjaan yang mulia. Tujuannya satu mencerdaskan moral anak bangsa agar kelak menjadi anak
yang berhasil dan berdaya berguna sehingga bisa menjadi
pemimpin-pemimpin perubahan di masa mendatang. Penulis sengaja memilih diksi
mencerdaskan moral karena memang bangsa ini sedang krisis moral. Kalau
kecerdasan intelektual semua orang bisa mendapatkannya hanya dengan membaca
buku, tapi kecerdasan moral itu harus dilatih dan dibiasakan. Di sinilah peran
guru sebagai pendidik menanamkan pengembangan karakter, melatih ,dan
membiasakan anak didiknya untuk bersikap jujur, amanah, mandiri, dan
bertanggung jawab.
Ada tiga hal di dunia ini yang tak pernah berubah.
Pertama adalah proses perubahan itu sendiri. Jadi, perubahan
adalah hal yang mutlak.
Kedua adalah prinsip. ''Orang yang malas pasti bodoh. Orang
yang rajin dan kerja keras pasti berhasil,'' .
Yang ketiga adalah selalu ada pilihan dalam dua hal tadi.
Selalu ada pilihan dalam hidup ini. Terserah Anda mau
memilih yang mana, baik atau buruk itu adalah pilihan Anda sendiri.
Sebaiknya kita para guru mencari suara hati kita terhadap
profesi yang sedang kita jalani. ''Apa benar jadi guru adalah panggilan hati
Anda? Kalau ya, maka gunakanlah itu untuk mengubah bangsa ini.''
Perubahan terhadap bangsa dapat kita lakukan melalui
perubahan diri sebagai individu terlebih dahulu. Kita tidak mungkin bisa
mengubah orang lain jika kita sendiri saja tidak bisa mengubah diri dan pola
pikir kita. Jika kita bisa mengubah paradigma kita sebagai guru yang tidak
hanya sekedar guru – tetap i yang lebih penting adalah pendidik – maka bukanlah
suatu hal yang tak mungkin kita bisa mengubah anak didik kita, lingkungan kita,
bangsa, bahkan dunia pun bisa kita ubah. Jadi, mulailah dari diri sendiri, dari
hal yang kecil, dan mulai dari sekarang.
Let’s go take action!!!
Sabtu, 04 Februari 2012
SIMBOL SUKSES
![]() |
Mulamps |
Pengertian
simbol sukses
Simbol
berarti abstraksi atau representasi dari suatu hal yang konkrit. Sebuah
simbol baru berlaku jika sudah ada kesepakatan tentang simbol tersebut.
Simbol "$" belum dapat dikatakan mata uang Dollar sebelum seluruh
dunia menyepakatinya.
|
·
|
Sukses
berarti berhasil, atau dapat dikatakan tercapainya sesuatu yang dikehendaki
atau diinginkan. Sukses bersifat relatif tergantung dari pengetahuan
seseorang tentang hakekat sukses yang sebenarnya. Dengan definisi ini hanya
orang yang bersangkutan yang dapat menilai apakah ia telah sukses. Orang lain
dapat saja menilai bahwa orang kaya itu telah sukses, padahal bukan kekayaan
yang diinginkannya, tetapi ketenangan jiwa, maka ia belum merasa dirinya
sukses dalam hidup.
|
Langganan:
Postingan (Atom)
Struktur Teks prosedur
Pertemuan 6 Rabu, 16 Februari 2022 Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi anak-anak hebat. Apa kabar kalian hari ini? Semoga selalu sehat da...
![](https://smpn25balam.com/pluginfile.php/154/course/section/1476/B.Indo%2011%20-%20Teks%20Prosedur-04.jpg?time=1644961645793)
-
Payu Belajar Kebahasaan Reduplikasi Nomina Reduplikasi merupakan proses pengulangan kata, baik secara utuh atau sebagian. Arti umum proses i...
-
Nulisko Pengalaman Pribadi. Di bah sinji wat pengalaman ghikmu, waktu mansa tugas anjak guru bahasa Lampung. Tiyan secara kelompok nulisko h...
-
Sejarah Museum Lampung Pembangunan gedung Museum Lappung dimulal tahun 1975. Peletakan batu pertama pembangunan sina dihadiri Kepala Kantor ...